Together We Can

Berat sama dipikul ringan sama dijinjing. Inilah anak-anak sepuluh satu.

Satukan niat. Tunaikan amanat

Menit-menit sebelum upacara 17an di alun-alun

Tak ada kursi lantaipun jadi

Belajar tanpa mengenal ruang dan waktu...kapanpun...dimanapun...

Batik dan Melodi melebur jadi satu

Tunjukkan pada dunia seni budaya kita..

Bersama kita bisa. JAMPI bersatu.

Apapun warna kulit, tetap satukan tangan tuk gapai impian..


Keunggulan Pendidikan Jepang

1 comments

Pendidikan Jepang merupakan salah satu kiblat yang dijadikan sistem acuan oleh berbagai negara di dunia. Hal ini karena pendidikan di negeri Sakura ini dianggap sebagai salah satu pendidikan dengan sistem yang paling baik. Oleh karena itu, banyak pihak yang menjadikan negara Jepang sebagai salah satu negara tujuan saat hendak melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Pendidikan Jepang juga dianggap memiliki peran penting dalam proses penciptaan kemajuan negara Jepang. Padahal, negara yang beribukota di Tokyo ini pernah mengalami bencana yang sangat besar sehingga menghancurkan banyak fasilitas di negara itu. Hal ini terjadi, ketika masa perang dunia berlangsung, dimana dua buah bom atom meluluh lantakkan kota Hiroshima dan Nagasaki yang menyebabkan Jepang menyerah kalah dari tentara Sekutu.
Ketika mengalami kehancuran, bangsa Jepang tidak menjadikan kondisi tersebut sebagai sebuah hambatan dan meratapinya terlalu lama. Mereka segera bangkit dan bahu membahu dalam mewujudkan impian untuk kembali membangun kejayaan Jepang. Salah satu hal penting yang dijadikan prioritas adalah memperbaiki sistem pendidikan Jepang yang diyakini sebagai tonggak dasar pembangunan.
Hal ini terjadi pada masa awal pembangunan kembali negara Jepang. Guru merupakan sosok yang paling diperhatikan pada masa itu. Hal ini diwujudkan dengan pertanyaan para pemimpin Jepang, yang meminta data tentang jumlah guru yang masih hidup setelah bencana bom atom yang merenggut banyak korban jiwa terjadi.
Perhatian pada keberadaan guru inilah yang menunjukkan bahwa bangsa Jepang sangat memperhatikan masalah pendidikan. Guru menjadi sebuah profesi yang sangat dihormati di Jepang. Karena masyarakat Jepang menyadari, tanpa jasa seorang guru maka mereka tidak akan memiliki kemampuan dalam hal apapun. Lebih jauh, bangsa Jepang tidak akna mencapai kejayaan sebagaimana yang mereka raih sekarang ini tanpa peran besar dari seorang guru.

Sistem Evaluasi

Salah satu perbedaan antara pendidikan Jepang dan Indonesia adalah terletak pada sistem evaluasi pada proses kegiatan belajar mengajar. Di Indonesia, sistem evaluasi yang terjadi biasanya berlangsung dari seorang pendidik pada siswa yang diajar. Namun di Jepang, proses evaluasi ini terjadi dari siswa pada pendidik mereka terkait kegiatan belajar mengajar yang dilakukan tersebut.
Pada proses evaluasi ini, banyak aspek yang dijadikan bahan penilaian dari siswa pada pendidik. Mulai dari aspek sederhana, seperti masalah kedisiplinan waktu mengajar, cara menyampaikan materi, materi ajar yang disampaikan hingga masalah penilaian proses diskusi dalam kelas.
Semua aspek tersebut menjadi pokok penilaian seorang siswa pada pendidik mereka. Tujuannya adalah agar kegiatan belajar mengajar yang ada, memiliki sebuah proses kontrol yang ketat dari peserta kegiatan belajar mengajar itu sendiri.
Proses evaluasi dilakukan menggunakan lembar evaluasi yang akan diisi oleh para siswa. Dalam lembar tersebut, siswa diberikan kesempatan untuk melakukan penilaian pada semua aspek yang memiliki hubungan dengan kegiatan belajar mengajar di kelas. Nantinya, hasil penilaian yang dibuat oleh para siswa tersebut akan diteruskan kepada atasan sang pengajar. Dan nantinya, pengajar tersebut akan mendapatkan hasil penilaian tanpa mengetahui siapa yang memberikan penilaian atau pendapat atas sebuah aspek.
Bagi lembaga pendidikan sendiri, proses penilaian ini memiliki beberapa manfaat. Antara lain, mereka akan mengetahui kualitas dari seorang pendidik. Sehingga pada nantinya bisa diketahui apakah seseorang masih diberikan tugas untuk menyampaikan suatu materi ajar atau tidak. Semua didasarkan pada proses penilaian yang diberikan oleh peserta didik tersebut secara independen dan rahasia.
Evaluasi juga bisa dilakukan tanpa menggunakan lembar evaluasi ini. Namun, fungsinya tidak kalah efektif dalam menilai kapabilitas dan kualitas seorang pendidik di mata para peserta didik. Cara kedua ini, terlihat lebih informal dan mengesankan kondisi yang santai.
Sistem evaluasi menggunakan cara kedua ini adalah menggunakan media komunikasi verbal. Dimana seorang siswa akan diajak berbincang-bincang secara santai tentang pendapat mereka mengenai seorang pengajar. Di sinilah, akan digali bergagai macam informasi mengenai seorang pengajar tersebut. Dan informasi inilah yang nantinya dijadikan acuan lembaga pendidikan untuk menentukan penilaian pada pengajar yang dimaksud. Suatu penilaian umum daris seorang peserta didik, bisa menjadi gambaran umum mengenai seorang pengajar.
Sebagai contoh, apabila seorang peserta didik menyatakan senang diajar oleh seorang pengajar maka bisa ditarik kesimpulan bahwa dalam menyampaikan materi ajarnya, seorang pendidik sudah sesuai dengan ketentuan. Dan sebaliknya, apabila ada siswa yang mengeluhkan mengenai cara mengajar dari seorang pendidik maka pihak pengurus lembaga pendidikan harus bisa menindaklanjuti. Seperti bertanya pada hal apa saja yang dianggap kurang menyenangkan.
Jika hal yang kurang menyenangkan tersebut berkaitan langsung dengan materi ajar, maka pihak lembaga pendidikan bisa menyampaikan apresiasinya pada sang pendidik. Namun, bila tidak berkaitan dengan masalah materi ajar, maka informasi yang masuk bisa menjadi sebuah penilaian awal. Untuk selanjutnya, informasi tersebut harus digali lebih dalam untuk mendapatkan data yang akurat atas apa yang sudah disampaikan oleh peserta didik tersebut.

Tingkat Penilaian

Proses penilaian ini bukan hanya terjadi di sekolah saja. Namun proses evaluasi juga bisa dilakukan hingga jenjang pendidikan tinggi sampai level pasca sarjana. Meskipun untuk penilaian di tingkat ini, sering dijumpai berbagai hambatan untuk memperoleh obyektivitas dari peserta didik. Karena, di tingkat ini banyak mahasiswa yang memberikan penilaian dengan dasar perasaan suka atau tidak suka pada pengajar mereka.  
Untuk level universitas dan pendidikan pasca sarjana, ada empat poin utama yang menjadi bahan evaluasi. Empat titik kaji utama dalam proses evaluasi tersebut antara lain adalah :
  1. Tingkat aktivitas dari peserta didik pada kuliah yang bersangkutan. Aktivitas ini berhubungan dengan angka kehadiran serta partisipasi siswa di kelas pada saat kuliah berjalan.
  2. Poin yang ditanyakan adalah permasalahan kuliah secara umum
  3. Kemampuan pengelolaan kelas oleh dosen. Misalnya dari tingkat ketepatan waktu, keseriusan mengajar, tindakan pada siswa yang terlambat atau mereka yang mengganggu jalannya kegiatan belajar.
  4. Menilai di bidang umum, misalnya penampilan dosen atau ketertiban dalam melaksanakan kewajibannya.
Dalam proses evaluasi ini, terdapat perbedaan antara sistem evaluasi di tingkat sekolah dan perguruan tinggi. Untuk proses evaluasi yang dilakukan di perguruan tinggi, terdapat kolom khusus yang ada pada lembar evaluasi tersebut. Kolom ini digunakan para mahasiswa untuk menyampaikan penilaian dalam bentuk komentar pada dosen yang dievaluasi. Hal ini merupakan poin tambahan di luar dari poin evaluasi yang sudah disediakan dalam daftar evaluasi tersebut.
Meski memiliki perbedaan, kedua sistem evaluasi ini sama-sama mempunyai manfaat bagi para pendidik baik guru atau pun dosen. Karena dengan dibuatnya sistem evaluasi ini, setiap pendidik bisa memperoleh beberapa informasi dari para siswa. Dengan demikian, segala kekurangan yang belum mereka sadari bisa diketahui dari masukan para siswa tersebut.
Dengan demikian, dalam proses penyampaian materi pendidikan selanjutnya bisa dilakukan penyempurnaan atas kekurangan yang ada. Sehingga untuk selanjutnya mereka bisa meningkatkan kemampuan di masa yang akan datang. Dan yang paling penting dari proses evaluasi ini adalah kebesaran hati dari para pengajar atas evaluasi yang diberikan oleh seluruh peserta didik.

Sistem Pendidikan Jepang dan Indonesia

Setelah Hirosima dan Nagasaki dibombardir habis-habisan oleh sekutu, pemerintah Jepang tentunya membangun negara tersebut dari nol. Nyatanya, bak macan tutul yang sigap, Jepang mampu berlari kencang dan menjadi juara. Hal tersebut tak lepas dari sistem pendidikan Jepang yang bagus.
Di Jepang, pendidikan adalah hal yang sangat diperhatikan. Seperti yang sudah dituliskan di atas, bahwa pendidikan menjadi ujung tombak sebuah kemajuan suatu negara. Dan terbukti, hal tersebut sangat dipahami oleh pemerintah Jepang.
Berbagai macam fasilitas diberikan untuk menunjang pendidikan yang berkualitas. Dan hal tersebut diberikan secara gratis. Bagi anak yang tidak mampu, akan ada bantuan khusus. Sehingga tak ada alasan bagi para pemuda-pemudi di Jepang untuk tidak belajar. Mereka semua bisa mengenyam pendidikan hingga perguruan tinggi.
Bagaimana di Indonesia? Rupanya pendidikan belum menjadi prioritas penting di Indonesia. Sepertinya, hanya kelompok minoritas saja yang peduli. Selebihnya, cenderung kapitalis. Bukan bermaksud menghina bangsa sendiri, namun kenyataan di lapangan memang seperti itu.
Coba saja lihat pendidikan di kota besar dan di desa. Terdapat jurang pemisah yang begitu dalam. Di kota, pendidikan bisa dinikmati dengan mudah dengan beragam fasilitas, namun di desa apalagi pelosok, betapa seringnya kita melihat banyak sekali sekolah hancur dan buku-buku yang tidak lengkap. Sungguh ironi.
Di Indonesia memang ada sekolah gratis, namun coba tengok. Bagaimana kualitasnya? Apakah sama dengan sekolah yang SPP-nya mahal? Bisa kita bandingkan, semakin mahal SPP di suatu sekolah maka kualitasnya semakin bagus, begitu pula sebaliknya.
Sehingga terciptalah sebuah opini bahwa yang berhak dan bisa menikmati pendidikan bagus hanyalah orang-orang kaya semata. Itulah bukti konkret bahwa di Indonesia pendidikan masih belum diperhatikan.
Oleh sebab itu, bila Indonesia ingin maju seperti negara Jepang, sistem pendidikannya juga harus meniru sistem pendidikan Jepang, dalam hal kualitas dan ketidakberpihakan pendidikan terhadap kaum kaya semata.

Macam-macam Metode Pembelajaran

0 comments

Macam-macam metode pembelajaran adalah salah satu hal yang harus diperhatikan dalam kelangsungan kegiatan belajar-mengajar. Menjadi seorang guru tentu membutuhkan banyak keterampilan. Mulai dari keterampilan berbicara sampai pada keterampilan menulis. Menarik perhatian siswa juga bukanlah hal yang mudah, membutuhkan tenaga ekstra dan taktik yang jitu.
Tidak bisa seorang guru memaksakan kehendak bagi siswa yang tengah asik dengan kegiatan lain sehingga meninggalkan jam pelajarannya. Sebagai seorang guru, menjadikan murid sebagai guru untuk memacu kreativitas dan kemampuan mengajar adalah hal yang tepat. Selain itu, seorang guru juga harus mampu mengontrol suasana kelas agar materi yang disampaikan tidak sia-sia.
Tak hanya memperhatikan macam-macam metode pembelajaran , seorang guru juga harus memperhatikan tahapan demi tahapan yang telah dilalui oleh siswa. Tidak mungkin memperlakukan siswa dengan ‘manja’ saat siswa telah menempuh jenjang sekolah dasar. Mereka telah merasa dewasa. Begitu pula sebaliknya. Guru yang baik bukan sekedar mampu menyampaikan materi dengan baik, namun juga mampu menjadi seorang ‘sahabat’ bagi siswanya.
Memperhatikan macam-macam metode pembelajaran sangat penting untuk diperhatikan agar penyampaian materi berlangsung sempurna. Memperhatikan macam-macam metode pembelajaran bukan hanya dari sisi baik buruknya, namun juga fungsinya. Antara macam-macam metode pembelajaran yang satu dengan yang lain saling berhubungan. Oleh karena itulah dibutuhkan kreativitas yang tinggi bagi seorang guru. 
Adapun beberapa macam-macam metode pembelajaran itu sebagai berikut:
1.         Metode Ceramah
Metode ini dilakukan oleh seorang guru dengan menjelaskan materi di depan kelas dan sistem ini berlangsung satu arah. Siswa mendengarkan dan guru menjelaskan. Tidak ada hubungan komunikasi antara guru dan siswa. Macam-macam metode pembelajaran ini kerap kali digunakan saat tidak ada media yang dibutuhkan untuk mendukung materi.
Kelebihan metode ini adalah guru dapat menerangkan materi dengan leluasa, materi yang disampaikan cepat rampung, tidak membutuhkan waktu lama sehingga dapat menghemat waktu pembelajaran. Adapun kekurangannya adalah guru tidak dapat mengetahui kemampuan siswa dengan baik, siswa merasa bosan, dan membuat siswa pasif.
2.         Metode Diskusi
Melibatkan beberapa siswa dalam kegiatan diskusi untuk mengeluarkan masing-masing pendapat adalah cara yang tepat untuk melatih keterampilan siswa dalam berbicara dan menghargai pendapat orang lain. Metode ini dapat digunakan ketika materi membutuhkan pengalaman aktif siswa.
Kelebihan metode ini yaitu guru dapat melihat kemampuan berpikir kritis siswa, mengontrol perkembangan emosi siswa, melatih siswa berpikir kritis, dan menghargai pendapat orang lain. Adapun kekurangannya adalah siswa sulit mengendalikan arah diskusi, terkadang arahnya jauh dari yang diharapkan. 
3.         Metode Demonstrasi
Pada macam-macam metode pembelajaran ini dilakukan saat materi yang disampaikan membuat siswa sulit membayangkan. Metode ini sangat cocok untuk sejenis materi yang menyangkut proses. Biasanya pada materi bidang-bidang ilmu dan teknologi macam-macam metode pembelajaran ini digunakan.
Kelebihannya adalah siswa merasa tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran dan memori tentang hal yang dilakukan saat demonstrasi akan lebih melekat sehingga memudahkan siswa untuk memahami proses yang terjadi. Adapun kekurangannya adalah seorang guru harus benar-benar mengerti dengan proses yang terjadi (yang akan didemontrasikan), dan tidak semua hal bidang-bidang ilmu dan teknologi dapat didemontrasikan dengan baik.
4.         Metode Cermah Plus
Maksud dari macam-macam metode pembelajaran ini adalah menggabungkan metode cermah dengan metode diskusi, metode ceramah dengan dikusi dan tugas, serta metode ceramah dengan demontrasi dan latihan.
Kelebihan metode ini adalah guru dan siswa terjalin komunikasi yang baik dan guru dapat mengikuti perkembangan siswa, suasana kegiatan belajar mengajar akan semakin menyenangkan. Adapun kekurangannya adalah guru harus pandai mengolah kelas dan menggunakan macam-macam metode pembelajaran ini sesuai dengan kebutuhan karena tidak semua materi dapat menerapkan metode ini.
5.         Metode Resitasi
Pada macam-macam metode pembelajaran ini, siswa diharuskan untuk membuat ringkasan materi sendiri, dengan kalimat mereka sendiri. Kelebihan metode ini adalah siswa akan mempunyai kesempatan untuk menuangkan pemikirannya mengenai materi yang ada. Namun, metode ini memiliki kekurangan yaitu terkadang siswa melakukan tindakan curang dengan meniru tugas siswa yang lain.
6.         Metode Eksperimental
Siswa mengadakan percobaan sendiri untuk menjawab keraguan dari materi yang dijelaskan. Dengan metode ini, siswa akan puas dan percaya dengan materi yang disampaikan. Metode ini berhubungan dengan analisis sehingga siswa dapat mengutarakan pemikirannya yang kemudian akan dibuktikan dengan hasil yang dicapai.
Kelebihan metode ini adalah siswa lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar dan siswa akan mengembangkan bakatnya untuk membuktikan materi yang telah ada. Adapun kekurangan pada metode ini membutuhkan waktu lebih sehingga mengharuskan guru untuk menyiapkan waktu khusus mengadakan eksperimen.
7.         Metode Karya Wisata
Dengan metode ini, guru mengajak siswa mengunjungi objek guna memperluas pengetahuan mereka. Metode ini juga melatih siswa untuk peka terhadap alam.
Kelebihan metode ini merangsang siswa untuk mengeluarkan ide yang lebih kreatif, memberikan kesempatan pada siswa untuk belajar dengan alam, dan mengajarkan siswa untuk mengambil setiap pelajaran dari objek.
Adapun kekurangannya adalah siswa membutuhkan waktu khusus untuk melaksanakannya agar tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar lainnya. Selain itu, metode ini membutuhkan koordinasi yang baik antara guru dan siswa.
8.         Metode Latihan Keterampilan
Metode ini jarang sekali diketahui oleh seorang guru, metode ini hampir sama dengan metode karya wisata. Oleh karena itulah metode ini selalu saja disamakan dengan metode karya wisata. Padahal terdapat perbedaan antara keduanya, yakni siswa diberikan pelatihan keterampilan. Jadi, hanya ada satu jenis keterampilan yang disesuaikan dengan kemampuan siswa untuk terus dikembangkan.
Kelebihan metode ini adalah siswa dapat mengembangkan bakat dan minatnya dengan baik. Selain itu, siswa mendapat kesempatan untuk lebih konsentrasi pada satu titik permasalahan. Adapun kekurangan pada metode ini adalah siswa akan kehilangan beberapa kesempatan untuk menerima materi yang lain.
9.         Metode Pengajaran Beregu
Metode ini pun jarang dikenal, kegiatan ini dilakukan dengan membagi beberapa kelompok pengajar yang salah satunya ditunjuk menjadi koordinator. Ujian yang dilakukan untuk siswa ada dua cara, yaitu tulis dan lisan. Dalam ujian tulis, satu orang penguji membuat satu soal yang kemudian digabung. Adapun ujian lisan, satu orang siswa menghadapi tim penguji tersebut secara tatap muka.
Kelebihan dalam metode ini adalah penguji dapat membagi rata untuk memegang beberapa orang siswa sehingga penguji mengetahui dengan pasti kemampuan mereka. Adapun kekurangannya adalah bisa jadi kemampuan yang diberikan kurang merata karena kemampuan penguji yang satu dengan yang lain berbeda sehingga hal ini mempengaruhi perlakuan terhadap siswa.
10.       Metode Pemecahan Masalah
Metode ini merangsang cara berpikir anak dengan memberikan satu permasalahan pada siswa dan mengarahkan siswa ketika proses pemecahan masalah setelah sebelumnya memberi kesempatan pada siswa untuk berpendapat sesuai dengan kemampuan mereka. 
Kelebihan pada metode ini adalah siswa semakin pandai mengeluarkan pendapatnya mengenai masalah yang sedang dibahas. Selain itu, siswa dapat melihat kejadian sekitar dengan baik sehingga dapat melatih kepekaan mereka terhadap permasalahan sekitar.
Adapun kekurangan metode ini adalah guru harus memiliki sifat aktual dan faktual sehingga dapat memberikan permasalahan yang sesuai dengan kenyataan.
Di antara metode-metode di atas, bukan berarti tidak ada macam-macam metode pembelajaran yang lainnya. Seorang guru harus kreatif untuk terus memberikan yang terbaik bagi siswa. Masa depan siswa bergantung pada bagaimana guru memperlakukan siswa. Perlakuan yang diberikan pada siswa pun mempengaruhi minat belajar. Semakin baik perlakuan yang diberikan, semakin besar daya tarik siswa untuk belajar.
Saat ini tak dapat dipungkiri bahwa terdapat fenomena para siswa yang beranggapan bahwa belajar adalah hal yang membosankan. Predikat tersebut sangat sulit dihilangkan. Kenyataan bahwa sekolah adalah penjara juga semakin membuat siswa enggan belajar dengan baik. 
Pada masa sekolah, minat belajar harus dipupuk dengan baik sehingga kelak dapat memberikan manfaat pada siswa. Hal inilah yang perlu diperhatikan oleh seorang guru dan para insan pendidikan. Semoga uraian tentang macam-macam metode pembelajaran ini dapat bermanfaat. 

Bahasa Indonesia di Era Globalisasi

1 comments

Bahasa Indonesia adalah bahasa nasional dan bahasa resmi yang digunakan sebagai alat berkomunikasi oleh masyarakat yang tinggal di wilayah negara Republik Indonesia. Dan, dengan resmi dinyatakan sebagai bahasa nasional tepat setelah Proklamasi Kemerdekaan, namun perkembangan bahasa Indonesia dan proses pembakuannya dimulai pada tanggal 28 Oktober, 1928, hari Sumpah Pemuda yang pertama. 
Bahasa Indonesia merupakan rumpun bahasa Melayu, begitu banyak jenis bahasa melayu yang ada di wilayah Nusantara sehingga menurut sejarah perkembangan bahasa Indonesia, banyak kesamaan antara bahasa kita dengan bahasa melayu yang digunakan oleh masyarakat Riau pada abad ke-19.
Jadi, dasar perkembangan bahasa Indonesia adalah bahasa Melayu Riau. Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang hidup, yang berarti sebagai alat komunikasi, bahasa Indonesia terus menghasilkan kata-kata baru, baik karena tercipta dengan sendirinya (karena tuntutan zaman dan masyarakat) maupun hasil dari penyerapan bahasa asing (dan bahasa daerah).
Bahasa asing yang banyak terserap dalam bahasa Indonesia adalah bahasa Arab, Belanda, Latin, Cina, dan Inggris, dan berasimilasi menjadi perbendaharaan kata bahasa Indonesia, contohnya terutama dalam istilah perkantoran banyak sekali; komunikasi, manajer personalia, departemen, divisi dan lain-lain.
Terutama dalam era globalisai seperti sekarang ini, demi tercapainya tujuan komunikasi yang dimaksud, kata-kata dalam bahasa Inggris (sebagai bahasa Internasional) dan yang beraroma Amerika banyak diadopsi, seperti contohnya; gayanya cool di-download atau di-upload, AC (air conditioner), tolong di-follow-up, voucher, di-charged dan lain sebagainya.
Selanjutnya, perkembangan bahasa Indonesia banyak dipengaruhi oleh sastrawan Minangkabau, seperti Marah Rusli, Abdul Muis, Nur Sutan Iskandar, Sutan Takdir Alisyahbana, Hamka, Roestam Effendi, Idrus, dan Chairil Anwar. Para sastrawan tersebut banyak mengisi dan menambah perbendaharaan kata, sintaksis, maupun morfologi bahasa Indonesia.  
Kemudian, perkembangan bahasa indonesia banyak mendapatkan perbaikan-perbaikan (istilah yang dipakai penulis) dalam hal ini untuk memperjelas ciri khas sebagai standar bahasa nasional indonesia, seperti struktur bahasa dan juga memperhalus makna yang terkandung  kata bahasa indonesia.
Yang membedakan bahasa Indonesia dengan bahasa lain yang serumpun seperti bahasa Malaysia dan sebagainya.  Puncaknya adalah diterbitkannya buku yang menjadi acuan pada tahun 1972, Ejaan yang Disempurnakan (EYD).

Bahasa Indonesia dan Perkembangannya di Era Globalisai

Walaupun sebagian besar masyarakat mengaku berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia, namun sebenarnya bahasa Indonesia masih sulit untuk diterapkan 100%, yang sesuai dengan standar yang  ditetapkan dalam buku standar bahasa EYD. 
Penutur Bahasa Indonesia kerap kali menggunakan versi sehari-hari (kolokial) dan/atau mencampuradukkan dengan bahasa daerah, bahasa etnik masing-masing daerah, yang selama ini menjadi bahasa ibu (lingua franca) mereka. Contohnya yang paling dekat adalah masyarakat Betawi, mereka mengerti bahasa Indonesia namun masih sulit untuk berbahasa Indonesia dengan benar dalam percakapan sehari-hari.
Menurut beberapa sumber bahasa Betawi sendiri adalah percampuran dua bahasa, etnik Jawa tengah dan Sunda. Sehingga, Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional yang hanya  digunakan dalam situasi yang  sangat formal dan secara luas di gunakan diperguruan-perguruan tinggi, media massa, sastra, perangkat lunak, surat-menyurat resmi, dan berbagai forum publik lainnya, jadi dapatlah dikatakan bahwa Bahasa Indonesia digunakan oleh semua masyarakat Indonesia.
Walaupun itu bukan menjadi bahasa ibu, dalam percakapan sehari-hari. Seperti banyak hal dan keadaan lain dampak globalisasi di Indonesia dapat bersifat negatif dan dapat juga positif.  Banyak sekali contoh dari dampak negatif yang banyak dan sering dibicarakan, namun kita tekankan pada dampak positif yang sangat memengaruhi perkembangan bahasa Indonesia secara lebih luas.  
Hal ini merupakan sesuatu yang menggembirakan dan membanggakan, terutama bagi pemerhati bahasa Indonesia, atau bagi mereka yang mencintai akar budayanya sendiri.  Namun sebelumnya penulis ingin mengajak kembali ke masa zaman penjajahan Belanda, atau sering disebut zaman kolonialisme.
Pada saat itu, Bahasa Indonesia belum diciptakan, dan pada saat itu pribumi berbahasa Melayu atau Jawa.  Kemudian, beberapa pemuda Belanda yang sering medapatkan kesulitan dalam berkomunikasi kepada pribumi menawarkan ide kepada pemimpin mereka untuk mendapatkan pelajar bahasa melayu secara formal, sehingga mereka dapat leluasa mengerti keadaan pribumi saat itu. Karena, saat itu penguasaan bahasa Belanda-Pribumi sangat lemah (terutama yang bukan bangsawan). 

Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional dan Bahasa Asing

Dengan banyaknya investor dan pekerja asing yang berdatangan ke Indonesia dan bersamaan dengan hal itu, kebutuhan berkomunikasi pun semakan meningkat. Beberapa instansi mempersiapkan orang-orang yang telah terlatih berbahasa Inggris untuk dapat memenuhi tuntutan zaman.  
Namun, semua itu tidak cukup selalu saja ada halangan-halangan lain, karena pekerja pribumi yang dapat berbahasa Inggris dengan baik atau mendekati sempurna sangat terbatas. Dan, situasi  berdampak positif terhadap minat dan perkembangan Bahasa Indonesia.  
Percaya atau tidak, peminat belajar bahasa Indonesia semakin bertambah dan meningkat.  Mengapa hal ini berkaitan? Tentu saja sangat berkaitan, mengingat komunikasi adalah hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari.  
Di Indonesia seperti yang telah kita ketahui, Bahasa Inggris adalah bahasa asing dengan demikian masyarakat Indonesia tidak bisa berkomunikasi dalam bahasa tersebut, sedangkan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional saja kurang dipahami.
Jadi, karena penguasaan bahasa Inggris masyarakat kita  sangat lemah (hal yang wajar saja), maka tak heran bila banyak orang asing (expatriates) yang dengan senang hati untuk belajar bahasa Indonesia, bahkan sekarang ini banyak kursus bahasa asing yang menawarkan Bahasa Indonesia for Expatriates sebagai salah satu kursusnya. 
Beberapa faktor yang mendorong orang asing untuk belajar Bahasa Indonesia adalah:
  • Karena tinggal dan bekerja di Indonesia, sehingga dapat mempelajari budaya dan bahasa Indonesia di negaranya langsung.
  • Karena ingin berkomunikasi dengan lebih baik dengan pekerja/ orang pribumi Indonesia.
  • Tata bahasa dan struktur bahasa yang relatif mudah, mendukung orang asing untuk mempelajari dan menguasai bahasa Indonesia lebih cepat.
  • Adanya kepentingan bisnis di negara yang bersangkutan dan lain-lain.
  • Adanya keperluan pengetahuan yang menyangkut negara Republik Indonesia seperti sejarah, antropologi, dan lain-lain.
Sekarang ini, bahasa Indonesia bukan hanya milik warga negara Indonesia saja, melainkan juga bagi mereka warga negara asing yang tinggal dan bekerja di Indonesia maupun dinegara lain yang berkepentingan.
Bahkan sebelumnya, kita telah mengetahui bahwa Bahasa Indonesia juga telah menjadi salah satu mata pelajaran Bahasa Asing, di negara tetangga kita Australia.  Hal ini merupakan suatu fenomena yang sangat baik, mengingat bahasa Indonesia adalah bahasa yang tidak populer didunia seperti halnya bahasa Mandarin dan Jepang.  
Dengan demikian, Perkembangan Bahasa Indonesia saat ini berada setingkat lebih tinggi, dan ini berarti turut mengharumkan nama Negara Indonesia di dunia Internasional. Mudah-mudahan di masa depan keadaan ini akan terus meningkat. Sehingga, Bahasa Indonesia menjadi salah satu bahasa favorit, dan mungkin diwajibkan untuk dipelajari seperti halnya bahasa Inggris, Prancis, Jepang, dan sebagainnya. Semoga.

Pentingnya Tanda Baca

0 comments

Dalam pelajaran Bahasa Indonesia, tanda baca menjadi salah satu materi yang diajarkan. Penggunaan elemen ini penting, terutama jika dikaitkan dengan bahasa tulisan. Sayangnya, elemen ini kerap kali disepelekan. Pada akhirnya kesalahpahaman dalam memaknai bahasa tulisan seringkali terjadi.
Pelajaran Bahasa Indonesia sudah diajarkan sejak bangku sekolah dasar. Pelajaran tentang bagaimana menempatkan tanda baca sudah dibahas berkali-kali. Pengenalan titik, koma, tanda tanya, dan tanda seru sebagai tanda untuk membaca dasar sudah dilakukan sejak SD, tapi faktanya, hal itu seperti belum begitu dimengerti.
Hal ini terlihat dari berkali-kali penempatan tanda-tanda tersebut yang salah posisi, bahkan tidak semestinya oleh para pengguna bahasa. Ini adalah akibat dari menyepelekan aturan-aturan dalam berbahasa yang baik dan benar. Penggunaan tanda-tanda seperti titik dan koma memang terkesan mudah, tetapi siapa yang menyangka jika hal tersebut bisa berakibat fatal jika salah menempatkan.

Tanda Baca sebagai Materi dalam Pelajaran Bahasa Indonesia

Sudah seperti rahasia umum, jika pelajaran Bahasa Indonesia adalah pelajaran yang gampang-gampang susah. Terlihatnya gampang, tapi begitu dihadapkan pada rentetan soal Bahasa Indonesia, cukup banyak yang terjebak. Hasilnya, nilai Bahasa Indonesia yang jelas-jelas bahasa nasional, tidak begitu baik.
Hal ini ironis karena berbanding terbalik dengan pelajaran Bahasa Inggris. Beberapa data menyebutkan bahwa nilai pelajaran Bahasa Indonesia lebih rendah dibanding dengan Bahasa Inggris. Bisa jadi ini menunjukkan gejala punahnya bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Jika bahasa Indonesia musnah, negara ini mau menggunakan bahasa apa? Bahasa 4L4y?
Minat pelajar untuk melanjutkan pendidikan di bidang Bahasa Indonesia juga tak jarang mendapat sambutan yang kurang baik. “Mau jadi apa nanti?” Pertanyaan-pertanyaan seperti itu terdengar lebih seperti kalimat larangan. Pada akhirnya, siswa lebih memilih jurusan yang dinilai lebih menjanjikan, seperti Ekonomi atau Hukum.
Pengetahuan tentang ilmu-ilmu bahasa seperti tanda untuk membaca pada akhirnya berakhir sebatas tingkat menengah atas. Itupun bukan jaminan bahwa mereka benar-benar mengerti. Hasilnya, ya seperti yang banyak dilihat. Penguasaan pelajar Indonesia terhadap bahasa Indonesia itu sendiri cukup rendah.
Pelajaran Bahasa Indonesia tidak sebatas memelajari bahasa yang baik dan benar, tetapi juga penempatan tanda untuk membaca yang tepat. Penempatan tanda-tanda yang tepat bertujuan untuk menyempurnakan rangkaian kata yang dipilih dalam ragam bahasa tulisan.
Ragam bahasa sendiri dibedakan menjadi dua, ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulisan. Ragam bahasa lisan tidak mementingkan tampilan tanda untuk membaca secara fisik, yang paling penting adalah intonasi. Pada ragam bahasa tulisan lah, tanda untuk membaca memegang peranan yang cukup penting.
Peranannya pada ragam tulisan tidak berbeda jauh dengan intonasi dan jeda pada ragam bahasa lisan. Jika salah menempatkan, makna yang terkandung dalam ragam bahasa tulisan bisa saja salah tersampaikan. Ini tentu saja cukup vital. Karena Anda tentu tidak ingin bukan, pada keadaan tertentu terjadi salah paham karena salah penempatan koma dan titik.

Pengertian Tanda Baca

Pengertian dari tanda baca itu yaitu tanda yang digunakan ketika membaca. Dalam artian, tanda yang digunakan untuk menulis sebuah bacaan agar maksud dari tulisan tersebut tersampaikan dengan baik.
Tanda untuk membaca berbentuk seperti simbol. Simbol ini sama sekali tidak ada hubungan dengan huruf, pilihan kata, frasa atau kalimat. Maksudnya, simbol ini tidak berfungsi sebagai huruf. Simbol ini bertujuan untuk pengatur intonasi dan jeda pada sebuah tulisan. Di zaman sekarang ini, emosi sepertinya juga bisa diwakilkan oleh tanda baca.
Sesuai dengan sifat bahasa itu sendiri, yaitu dinamis dan konvensional, tanda untuk membaca memiliki aturan yang berbeda berdasarkan bahasa, lokasi, dan waktu. Simbol ini bisa dikembangkan sesuai kebutuhan para pengguna bahasa. Tapi rasanya, perubahan ini memerlukan proses dan waktu yang cukup lama. Perlu juga alasan yang kuat dan logis.

Penggunaan Tanda Baca

Penggunaan tanda untuk membaca tentu berbeda untuk setiap simbolnya. Berikut ini adalah pengenalan terhadap simbol serta pedoman penggunaannya berdasarkan aturan baku yang dimiliki oleh bahasa Indonesia. Tanda untuk membaca ini adalah tanda yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

1. Titik

Tanda ini merupakan tanda yang paling populer di kalangan masyarakat. Bentuknya ya titik (.), tanda baca ini memiliki fungsi sebagai penuntas sebuah kalimat. Biasanya diletakkan di akhir kalimat jika kalimat tersebut memang sudah selesai diucapkan.
Contoh:
  • Artikel ini jelek.
  • Artikel ini bagus.
  • Kamu cantik dan memesona.
Selain digunakan sebagai penutup sebuah kalimat, baik kalimat minor maupun mayor, titik juga bisa digunakan ketika menuliskan nama singkatan seseorang. Seperti, W.R Supratman, George W. Bush, Theo L. Sambuaga. Titik juga bisa digunakan ketika menuliskan gelar, pangkat, atau panggilan sapaan. Misalnya:
  • Dr.
  • S.S
  • Kol.
  • Jend.
  • Bpk.
Selain itu, titik juga digunakan ketika menuliskan singkatan yang terdiri dari tiga huruf dan singkatan tersebut memang sudah biasa digunakan, seperti dll., dsb., hlm., dan tgl. Fungsi lain dari titik adalah sebagai penunjuk waktu. Dalam hal ini pemisah antara jam, menit, dan detik. Juga digunakan untuk memisahkan bilangan, antara jutaan, ratusan ribu, ribuan, dan hingga ratusan.

2. Koma

Tanda yang satu ini juga cukup familiar bagi masyarakat Indonesia. Penggunaan koma memiliki beberapa peranan, yaitu sebagai berikut.
  • Berperan untuk merincikan sebuah kalimat yang di dalamnya terkandung pembilangan.  Misalnya, “Ibu pergi ke pasar membeli tempe, tahu dan oncom.”
  • Berperan sebagai pemisah antara kalimat setara. Misalnya, “Dia bukan seorang dokter, melainkan seorang perawat.”
  • Berperan sebagai pemisah anak kalimat dan induk kalimat. Misalnya, “Saya akan pergi, asalkan kamu juga pergi.”
  • Digunakan pada ungkapan penghubung antara kalimat yang terletak pada awal kalimat. Misalnya, “Meskipun begitu, dia tetap anak yang baik hati.”
  • Koma dipakai untuk memisahkan kalimat tidak langsung dan langsung. Misalnya, bapak berkata, “ambilkan asbak di ruang tamu!”
  • Koma dipakai untuk menuliskan alamat. Mulai dari kecamatan, kabupaten, kota, dan negara. Misalnya, Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia.
  • Koma digunakan dalam penulisan catatan kaki.
  • Koma digunakan ketika menuliskan nama yang disertai gelar. Misalnya, Ridwan Maulana, S.E.
  • Koma digunakan untuk menghindari salah baca. Biasanya diletakkan di belakang keterangan yang ada di awal kalimat. Misalnya, “Dalam melaksanakan kegiatan ini, layaknya kita bersungguh-sungguh.

3. Tanda Seru

Tanda seru digunakan untuk menegaskan emosi yang ada pada ragam bahasa tulis. Biasanya berupa kalimat seruan, kalimat perintah, dan emosi. Agar emosi yang dirasakan dapat sampai ke pembaca, gunakan tanda seru dalam kalimat. Misalnya: “Ayo pergi dari sini!” atau “Kamu sungguh keterlaluan!”

4. Tanda Tanya

Satu lagi yang umum digunakan oleh masyarakat Indonesia, yaitu tanda tanya. Tanda tanya digunakan dalam kalimat tanya. Misalnya: “Apakah kamu akan pergi?”. Intinya, tanda tanya selalu mengikuti kata bagaimana, apa, kapan, di mana, kenapa, dan siapa.
Selain keempat tanda baca yang umum digunakan tersebut, bahasa Indonesia masih memiliki banyak sekali tanda baca, yaitu tanda kurung ((..)), tanda titik dua (: ), tanda hubung (-), tanda titik koma (;), tanda kurung siku ([…]), tanda petik (“…”), garis miring (/), tanda petik satu (‘…’), dan tanda apostrof (‘). Masing-masing tanda tersebut tentulah memiliki fungsi yang berbeda. Belajar mengenai ini sungguh menyenangkan. Pengetahuan Anda tentang aturan berbahasa juga menjadi bertambah.

 
JAMPI © 2012 Design oleh Blogger | Sponsored by mbah gugel - pak yahoo! - Hosting gambar - Hosting javascript - JAMPI SMAN 1 PURWOREJO